Pages

Selasa, 05 Oktober 2010

Jenis-jenis koneksi internet di Indonesia khususnya untuk konsumsi rumah

Sebelumnya kita perlu mengetahui apa itu internet ? Internet merupakan sebuah jaringan komputer secara global dan luas yang dapat menghubungkan pemakai komputer satu dengan pemakai komputer yang lainnya. Fasilitas ini dapat memungkinkan kita berkomunikasi kapanpun dimanapun dengan siapapun. Antara pengguna satu dengan yang lainnya yang berada dalam satu komplek atau dengan pengguna di beda pulau, bahkan dengan pengguna di beda negara dan benua.



Untuk menggunakan fasilitas ini kita memerlukan media yang dapat memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan yang lain. Media tersebut diantaranya berupa kabel dan nirkabel (wireless).

1. Koneksi Kabel
Koneksi kabel merupakan sebuah koneksi yang memanfaatkan media kabel sebagai jembatan untuk menghubungkannya (penghantarnya). Koneksi dengan media kabel memiliki beberapa jenis baik dari segi biaya, kecepatan dan lainnya. Berikut ini merupakan jenis-jenis media kabel :

1. Dial-up
Dial-up merupakan koneksi internet yang memanfaatkan jalur koneksi telepon yang dapat berfungsi dengan cara menghubungkan nomor khusus melalui telepon agar dapat berinternetan. Koneksi dengan jenis ini kecepatannya lebih lambat dengan koneksi yang lainnya. Kecepetan maksimum yang dapat dicapai oleh koneksi ini adalah 56kbps. Koneksi ini akan menjadi lebih lambat jika pada kondisi tertentu diantaranya terjadi pada siang hari dimana traffic komunikasi yang terjadi sedang padat-padatnya. Hal lain kekurangan dari jenis koneksi ini adalah biaya nya yang relatif mahal untuk pengguna internet seperti para pelajar. Namun pada sekarang ini koneksi ini jarang ada yang menggunakan, bahkan bisa dibilang tidak ada.


Gambar Koneksi Dial-up

2. ADSL (Asymmetric Diagital Subcriber Line)
ADSL merupakan koneksi yang lebih cepat dibandingkan dengan koneksi yang lainnya seperti Dial-up, GPRS atau CDMA. Koneksi ini memiliki kecepatan transfer yang cukup besar dikarenakan koneksi ini menggunakan jalur pita yang lebar yang memungkinkan banyak bit-bit yang melalui pita ini. Teknologi ADSL memberikan kecepatan pengiriman data yang berbeda antara downstream dan upstream. Untuk meningkatkan kinerja dari koneksi ini maka digunakan istilah Asymmetric. Teknologi ADSL ini mampu menagirimkan data downstream sekitar 1.8 Mbps sampai 8 Mbps dan upstream sampai 640kbps.



Cara kerja teknologi ADSL ini pada dasarnya adalah dengan proses Dial-up connection. Ketika ada permintaan dari sisi user, maka modem adsl yang berada di posisi pusat akan memprosesnya dengan cara memisahkan antara informasi data, suara atau multimedia yang dilakukan oleh splitter. Selanjutnya informasi yang diperoleh akan dilewatkan melalui MDF-RK-DP sampai menuju KTB, kemudian dari sisi pelanggan informasi masuk kembali ke dalam splitter dan ditampilkan sesuai dengan bit-bit yang diterima.

Teknologi ini pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh teknologi ADSL.

1. Kelebihan Teknologi ADSL

a. Mudah dalam instalasi.
b. Hemat investasi karena menggunakan jaringan kabel existing untuk pengembangan jaringan baru.
b. Menawarkan kecepatan hingga 125x lebih cepat dibandingkan dengan 56k modem.
c. Koneksi yang mudah sehingga tidak perlu melakukan dial-up lagi.
d. Kestabilan koneksi dan keamanan lebih terjamin karen koneksi dilakukan dengan kabel sendiri yang bersifat point-to-point.
e. ADSL memberikan kemampuan Internet dan Voice/Fax secara simultan. Ini berarti kita dapat Surfing internet dan menggunakan Telepon atau Fax pada saat bersamaan. Ini akan memberikan kepuasan untuk menikmati High-Speed Internet Access tanpa kehilangan kontak telepon dengan relasi.
f. Trafik menerima data lebih besar daripada pengiriman, sehingga cocok digunakan pada level pengguna akhir, seperti untuk kebutuhan multimedia

2. Kekurangan Teknologi ADSL

a. Menurunnya kualitas sambungan dan kecepatan transfer data akibat jauhnya jarak user dengan STO
b. Kabel tembaga tua dapat menurunkan kualitas sambungan dan menurunkan kecepatan.
c. Koneksi asimetris berarti waktu upload akan lebih lama daripada download.
d. Cakupan area yang sempit, maksimal 5.5 km dalam keadaan normal.
e. Traffic data yang terjadi pada saat itu.

Berikut ini akan ditampilkan salah satu contoh koneksi berbasis ADSL dengan menggunakan salah satu provider internet di Indonesia.



Pada gambar diatas kecepatan download yang didapat sekitar 39 kbps sedangkan kecepatan downstream yang digunakan sebesar 384 kbps. Seharusnya kecepatan yang dapat diperoleh sekitar 40-43 kpbs. Mengapa demikian? Ini dapat disebabkan traffic yang pada pada saat itu dan hal lainnya.

2. Koneksi Wireless

Wireless adalah teknologi pengiriman data tanpa kabel, teknologi yang digunakan adalah dengan cara mengirimkan paket-paket data dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Saat ini teknologi wireless berkembang dengan pesat, secara kasat mata dapat dilihat dengan semakin banyaknya pemakaian telepon sellular, selain itu berkembang pula teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet.

Wireless LAN menggunakan gelombang elektromagetik (radio dan infra merah) untuk melakukan komunikasi data menyalurkan data dari satu point ke point yang lain tanpa melalui fasilitas fisik. Koneksi ini menggunakan frekuensi tertentu untuk menyalurkan data tersebut, kebanyakan Wireless LAN menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Frekuensi inilah yang disebut dengan Industrial, Scientific and Medical Band atau sering disebut ISM Band, seperti telah dijelaskan di atas.

Wireless LAN menggunakan gelombang elektromagetik (radio dan infra merah) untuk melakukan komunikasi data menyalurkan data dari satu point ke point yang lain tanpa melalui fasilitas fisik. Koneksi ini menggunakan frekuensi tertentu untuk menyalurkan data tersebut, kebanyakan Wireless LAN menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Frekuensi inilah yang disebut dengan Industrial, Scientific and Medical Band atau sering disebut ISM Band, seperti telah dijelaskan di atas.

Wireless LAN menawarkan beberapa kelebihan seperti produktivitas, kenyamanan, dan keuntungan dari segi biaya bila dibandingkan dengan jaringan kabel tradisional.

1. Mobility: Sistem wireless LAN bisa menyediakan user dengan informasi access yang real-time, dimana saja dalam suatu organisasi. Mobilitas semacam ini sangat mendukung produktivitas dan peningkatan kualitas pelayanan apabila dibandingkan dengan jaringan kabel

2. Installation Speed and Simplicity: Instalasi sistem wireless LAN bisa cepat dan sangat mudah dan bisa mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang melalui atap atau pun tembok.

3. Installation Flexibility: Teknologi wireless memungkinkan suatu jaringan untuk bisa mencapai tempat-tempat yang tidak dapat dicapai dengan jaringan kabel.

4. Reduced Cost-of-Ownership: Meskipun investasi awal yang dibutuhkan oleh wireless LAN untuk membeli perangkat hardware bisa lebih tinggi daripada biaya yang dibutuhkan oleh perangkat wired LAN hardware, namun bila diperhitungkan secara keseluruhan, instalasi dan life-cycle costnya, maka secara signifikan lebih murah. Dan bila digunakan dalam lingkungan kerja yang dinamis yang sangat membutuhkan seringnya pergerakan dan perubahan yang sering maka keuntungan jangka panjangnya pada suatu wireess LAN akan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan wired LAN.

5. Scalability: Sistem wireless LAN bisa dikonfigurasikan dalam berbagai macam topologi untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam. Konfigurasi dapat dengan mudah diubah Mulai dari jaringan peer-to-peer yang sesuai untuk jumlah pengguna yang kecil sampai ke full infrastructure network yang mampu melayani ribuan user dan memungkinkan roaming dalam area yang luas.

Berikut ini akan ditampilkan salah satu contoh koneksi berbasis Wireless dengan menggunakan salah satu provider internet di Indonesia.




Pada gambar diatas kecepatan download yang didapat sekitar 107 kbps sedangkan kecepatan downstream yang digunakan sebesar 1.1 Mbps. Seharusnya kecepatan yang dapat diperoleh sekitar 120-159 kpbs. Mengapa demikian? Ini dapat disebabkan traffic yang pada pada saat itu dan hal lain seperti cuaca, karena untuk teknologi ini cuaca sangat berpengaruh terhadap kestablina koneksi. Biasanya koneksi seperti ini tidak stabil dibandingkan dengan koneksi yang menggunakan kabel

Sumber referensi

Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar